China Perkuat Posisi Melalui Parade Militer: Pamer Teknologi & Kaitkan Pengaruh Global

China Perkuat Posisi Melalui Parade Militer: Pamer Teknologi & Kaitkan Pengaruh Global

antarajasa.com – Dalam parade militer terbesar sepanjang sejarahnya, China menggelar demonstrasi kekuatan berskala global di Beijing—tepat di jantung perayaan 80 tahun akhir Perang Dunia II. Aksi ini bukan sekadar ritual patriotik, tapi medium strategis mempertegas posisi negara dalam arena geopolitik, teknologi militer, dan simbol global.

Triad Nuklir & Senjata Canggih: Bentuk Ketalengan Ekonomi & Politik

China kali pertama memamerkan triad nuklir—rudal berbasis darat, laut, dan udara—dengan sistem seperti DF‑5C, DF‑61, serta rudal udara dan kapal selam JL-1, JL-3. Ini adalah simbol kuat kesiapan mitranya dalam menjaga dan mengancam wilayah vital secara luas.

Display ini bukan cuma soal kekuatan defensif. Dalam sudut pandang stratejik, ini adalah penegasan global bahwa China memiliki kapabilitas rudal strategis tak hanya untuk bertahan—but to assert itself as a global “guardian of peace.”

Teknologi Mutakhir: Drone, Laser, dan Pertahanan Antidron

Tak hanya nuklir. China juga menampilkan gelombang teknologi otonom—dari drone bawah laut AJX002, drone laut permukaan, hingga laser pertahanan antidrone dan sistem anti-ruang angkasa seperti HQ‑29. Ini menunjukkan transformasi dari perang konvensional menuju perang masa depan: digital, cepat, dan presisi.

Pendekatan ini mempertegas bahwa PLA (Tentara Pembebasan Rakyat) bergerak dari sekadar alutsista ke ranah superioritas teknologi pertahanan.

Formasi Gabungan & Modernisasi Komando – Dari Struktur ke Opersional

Parade ini juga jadi ajang debut formasi gabungan sejati—mengintegrasikan darat, udara, laut, informasi, dan logistik dalam satu pencitraan kekuatan militer. PLA menyorot sistem “Four Services + Four Arms” dan model komando “Joint Operations” yang baru.

Lewat ini, Xi Jinping menunjukkan bahwa reformasi militer yang berlangsung sejak 2015 kini membuahkan hasil: militer lebih modern, responsif, dan sistemik—dengan pusat komando yang efisien di seluruh skala.

Diplomasi Militer: Aliansi, Hegemoni & Pengaruh Geopolitik

Kehadiran tokoh asing seperti Putin, Kim Jong-un, dan lebih dari 20 pemimpin dunia jadi pesan politik tak terbantahkan: China tak hanya memperkuat militer—ia menegaskan aliansi geopolitik yang solid.

Parade ini mengirim pesan kuat ke Washington—bahwa China siap menggantikan posisinya sebagai pembentuk tatanan dunia baru—dengan multi-domain military prowess dan solidaritas antar rezim non-Barat.

Penutup – Saat Militer Jadi Alat Diplomasi & Deterrence

China menata panggung militer sebagai panggung politik global. Parade ini bukan sekadar parade: itu konvergensi antara kekuatan militer, diplomasi, dan pemertahanan narasi nasional.

Dengan menampilkan segudang teknologi militer mutakhir dan sekaligus mengundang elite global auto-pilot, China memperlihatkan dirinya bukan hanya sebagai rival, tapi sebagai alternatif model tatanan dunia—dengan ‘peace through strength’ sebagai penyokong narasinya.